PENGERTIAN PUISI
Dosen Pengampu :
Dosen Pengampu :
Dr. M. Shoim Anwar M.Pd
Oleh :
2016-B/ Kelompok 7
1. Heronimus Puji Santoso (165200018)
2. Alfi Nur Dina (165200043)
3. Sri Wulan P (165200079)
4 Fheren Noven Isnaini (165200088)
UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA
2017
Teori Struktur Puisi
Puisi sebagai salah sebuah karya
seni sastra dapat dikaji dari berbagai macam aspeknya. Puisi dapat dikaji
struktur dan unsur-unsurnya, mengingat bahwa puisi itu adalah struktur yang
tersusun dari bermacam-macam unsur dan sarana-sarana kepuitisan. Begitu juga,
puisi dapat dikaji dari sudut kesejarahannya, mengingat bahwa sepanjang
sejarahnya, dari waktu ke waktu puisi selalu ditulis dan selalu dibaca orang. Shahnon
Ahmad (1978: 3) mengumpulkan definisi-definisi puisi yang dikemukakan oleh
penyair romantic Inggris. Menurut Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi
itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan yang terindah. Menurut
Carlyle, puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Menurut Wordsworth,
puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan
atau diangankan. Adapun pendapat dari Auden, puisi itu lebih merupakan
pernyataan perasaan yang bercampur-baur, sedangkan menurut Dunton berpendapat
bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan
artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
Jadi,
puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan yang berirama. Semua itu
merupakan sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan
dengan menarik dan memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi
pengalaman manusia yang penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan.
Selain
pengertian puisi, kalian juga perlu memahami struktur puisi. Adapun struktur
puisi dibagi menjadi dua:
a) Struktur
Fisik
1. Diksi,
yaitu pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisinya.
2. Imaji,
yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman indrawi,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
3. Kata
konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indra yang memungkinkan
munculnya imaji.
4. Gaya
bahasa (bahasa figurative), yaitu penggunaan bahasa yang dapat
menghidupkan/meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.
5. Rima/irama,
yaitu persamaan bunyi pada puisi, baik diawal, tengah, dan akhir baris puisi.
b)Struktur
Batin
1. Tema/makna:
media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna,
maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
2. Rasa,
yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya.
3. Nada,
yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan dengan tema dan
rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja
sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja
kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca.
4. Amanat/tujuan/maksud,
yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Pradopo,
Rachmat Djoko. 2014. Pengkajian Puisi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Rosana,
Dewi dan Gunawan Budi Santoso. 2015. Bahasa
Indonesia. Sidoarjo: Masmedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar